TUGAS MODA DARING
KELAS X MIPA
A. Hari : Rabu, 01 April 2020
Waktu : 3x 45 Menit (09.30-11.45)
Mapel : PAI dan Budi Pekerti
Kelas : X MIPA
Guru
Mapel : Putri Surya Pertiwi, S. Pd
PERJANJIAN AQABAH I
Setelah satu tahun pertemuan antara Rasulullah dengan
beberapa orang suku Khazraj, datang lagi 12 orang yatsrib ke Makkah. Mereka
bertemu Rasulullah di Aqabah dan di tempat itu pula mereka menyatakan ikrar,
atau janji setia kepada Nabi sehingga dikenal dengan Bai’at Aqabah pertama. Isi
perjanjian tersebut diantaranya mereka tidak akan :
1.
Tidak menyukutan Allah
2.
Tidak mencuri
3.
Tidak berzina
4.
Tidak membunuh anak-anak
5.
Tidak mengumpat dan tidak memfitnah,
baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi
6.
Tidak menolak berbuat kebaikan
· PERJANJIAN AQABAH II
Ada kesibukan besar di kalangan muslim Yatsrib. Mereka
sedang menunggu dengan cemas kedatangan musim haji. Disamping melakukan upacara
haji, mereka akan bertemu Nabi dari dekat dan menyatakan kesiapan mereka untuk
mengabdi kepada Islam dan untuk meluaskan rangkaian persetujuan yang sudah ada
dari segi kuantitas maupun kualitas. Kafilah haji Yatsrib lebih dari 500 orang.
Diantara mereka terdapat 73 muslim, termasuk 2 wanita, sisanya merupakan
campuran orang tak acuh pada Islam dan yang berminat. Kelompok muslim itu
menemui Nabi dan meminta ditetapkannya waktu untuk melaksanakan upacara bai’at.
Nabi berkata “Kita akan bertemu di Mina di malam 13 Zulhijjah, saat orang
sedang tidur, di lembah Aqabah (lembah sempit dekat Mina)”
Malam 13 Zulhijjah tiba. Nabi adalah orang pertama yang tiba
di Aqabah bersama pamannya Abbas. Malam mulai larut, musyrikin pergi tidur.
secara diam-diam orang-orang Islam bergerak satu demi satu menuju Aqabah. Abbas
adalah orang pertama yang berbicara “Wahai Khazraj!! Anda sudah menyatakan
dukungan kepada agama Muhammad! Ketahuilah, beliau orang paling mulia
dikalangan sukunya. Seluruh bani hasyim, yang beriman dan yang tidak beriman pada
agamanya, mengambil tanggung jawab terhadap keselamatannya. Namun Muhammad kini
condong pada anda sekalian dan inigin berada di tengah-tengah anda. Jika yakin
akan mematuhi perjanjian dan akan melindunginya dari gangguan musuh, kami siap
melepaskan beliau pergi bersama anda. Namun bila anda tidak mampu membelanya
dalam situasi sulit, anda boleh meninggalkannya disini. Biarkan beliau
menghabiskan usianya bersama kerabatnya dengan kedudukan dan kehormatan tinggi.
Bura’ bin ma’ruf bangkit seraya berkata “demi Allah!
Sekiranya ada hal lain di hati kami selain apa yang telah perkatakan dengan
lidah kami, niscaya kami sudah mengungkapkannya. Kami tak punya niat lain
kecuali memenuhi perjanjian itu dengan tulus dan berkorban di jalan Nabi.”
Kemudian nabi membacakan beberapa ayat dan merangsang kecenderungan mereka
terhadap islam. Beliau berkata “saya menerima bai’at anda sekalian, bahwa anda
akan membela saya seperti anda membela anak-anak dan anggota keluarga anda.”
Bura’ kembali bangkit seraya berkata “kami adalah prajurit perang yang telah
berlatih sebagai serdadu. Kami mewari sifat ini dari leluhur kami.”
Sementara itu, ketika seluruh hadirin hadirin telah
bergairah, suara mereka menjadi lebih keras, yang merupakan tanda semangat
mereka yang luar biasa. Abbas, sambil memegang tangan Nabi, berkata, “Ada
mata-mata yang mengintai kita, jadi kita mesti bicara pelan-pelan,” Bura’ bin
ma’rur. Abu al-Haitsam bin Taihan, dan As’ad bin Zurarah kemudian bangkit, lalu
meletakkan tangan mereka diatas tangan nabi sebagai tanda bai’at. Sesudah itu
semua hadirin melakukan bai’at satu demi satu.
Sambil melakukan bai’at, Abu Haitsam berkata “Wahai Rasul
Allah! Kami telah mengikat perjanjian dengan orang yahudi. Namun, kini tidak
ada pilihan selain mengabaikannya. Karena itu, tidak layak Anda
meninggalkan kami suatu hari nanti dan kembali ke kaum Anda.” Nabi menjawab
“Bila anda sudah membuat janji pada seseorang, saya menganggap itu patut
dihormati. Pilihlah 12 orang anda sebagai wakil, sebagaimana Nabi Musa bin
Imran memilih 12 pemimpin dari Bani Israil, sehingga dalam situasi sulit, anda
dapat mengandalkan pandangan mereka.” Setelah itu 12 wakil kaum Anshar (9
Khazraj dan 3 Aus) diperkenalkan kepada Nabi. Nama dan keterangan tentang
mereka direkam musyrik di Makkah.”
Memang, kafilah haji Yatsrib terdiri dari 500 orang,
tetapi hanya sekitar 73 orang yang melakukan bai’at di Aqabah. Sisanya tak tahu
apa-apa. Mereka tertidur pulas saat bai’at berlangsung. Karena itu yang tidak
terlibat (non-muslim) berani bersumpah bahwa tidak ada perjanjian semacam itu.
Pemimpin Quraisy melakukan penyelidikan lebih jauh. Kaum muslim yang hadir
dalam pertemuan itu menyadari bahwa rahasia mereka telah terbongkar. Sebelum
dikenali siapa saja yg terlibat bai’at tersebut kaum muslim berpikir lebih baik
pulang dan keluar dari pengaruh orang Makkah.
Tergesa-gesanya orang Yatsrib memacu kecurigaan Quraisy
tentang perjanjian itu. Mereka lalu menyimpulkan berita itu benar. Mereka
kemudian memburu semua orang Yatsrib itu, tetapi sudah terlambat. Kafilah haji
asal Madinah telah jauh dari Makkah. Mereka hanya bisa menangkap Sa’d bin
Ubadah dan kemudian menyiksanya. Namun Jubhair bin Muth’im bin Adi dan
Al-Harits bin Umayyah datang menolongnya.
Dukungan
yang diberikan rakyat Yatsrib kepada kaum muslim membangunkan lagi orang
Quraisy dari keteledorannya. Mereka memperbarui penganiayaan dan penyiksaan.
Sekali lagi mereka bersiap untuk mencegah pengaruh dan kemajuan Islam.
Para sahabat Nabi mengeluh tentang tekanan dan siksaan
musyrikin dan meminta izin mengungsi ke tempat lain. Nabi meminta waktu sebelum
mengambil keputusan. Setelah beberapa hari, beliau berkata kepada mereka
“Tempat terbaik bagi anda sekalian adalah yatsrib. Dengan amat mudah anda dapat
hijrah kesana satu demi satu.”
Setelah dikeluarkan perintah kepada kaum muslimin untuk
hijrah, mereka meninggalkan Makkah dengan berbagai cara menuju Yatsrib. Namun,
sejak tahap awal hijrah, orang Quraisy sudah mengetahui rahasia kepergian kaum
muslimin itu. Karena itu mereka berusaha mencegah semua jenis perjalanan dan memutuskan
untuk mengembalikan mereka yang sudah dalam perjalanan menuju Yatsrib. Mereka
juga memutuskan, bila seseorang hijrah bersama keluarganya, sedang istrinya
seorang Quraisy, maka si istri tak boleh di bawa. Kendati begitu, mereka tidak
menumpahkan darah, dan hanya meneruskan penyiksaan dan penganiyaan. Namun,
kegiatan mereka tidak membawa hasil.
Bagaimana, sejumlah besar orang muslim berhasil melarikan
diri dari cengkeraman Quraisy dan bergabung dengan rakyat Yatsrib, kecuali Nabi
dan ‘Ali, serta kaum muslim yang ditahan atau sakit, tak ada lagi kaum muslim
yang tertinggal di Makkah. Berbondong-bondongnya kaum muslim ke Yatsrib semakin
mengkhawatirkan Quraisy. Untuk menghancurkan Islam, seluruh pemimpin berkumpul
di Dar an-Nadeah dan berunding untuk menghadapi situasi itu. Tetapi seluruh
gagasan mereka gagal dan akhirnya nabi pun hijrah ke Yatsrib pada bulan
Rabiulawal tahun ke-14 kerasulannya.
1. Analisis manfaat dan kerugian dari
perjanjian tersebut !
2. Berikan kesimpulan perjuangan dakwah
Nabi Muhammad di Mekkah berdasar pada perjanjian di atas!
3. Kerjakan di buku PR , foto sebagai
bukti telah mengerjakan!
Kirimkan ke WA #081348588717
Mengetahui,
Guru
Mata Pelajaran,
Putri
Surya Pertiwi, S. Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar