Corona melanda, Indonesia pun darurat bencana. Satement ini mungkin tidaklah lagi sebagai sesuatu yang bombastis, karena pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan keadaan pandemic akibat penyebaran wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Namun realitas ini menggugah kita semua untuk ambil bagian dan peran dalam mengatasi permasalahan yang timbul sebagai akibat dari permasalahan wabah corona. Sebagai sebuah pandemic, skala yang ditimbulkan amatlah besar, tak terkecuali jauh di daerah-daerah pedalaman. Sebagaimana yang dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Jongkong Kabupaten Kapuas Hulu tepatnya Desa Nanga Temenang dan sekitarnya.
Sontak warga masyarakat menjadi bingung dan panik. Simpang siur informasi, kurangnya sosialisasi menjadi penyebab masalah semakin rumit. Terlebih ketika stasiun televisi memberitakan darurat corona. Alhasil berbagai pendapat/ opini yang bermunculan. Pada akhirnya menimbulkan keresahan ditengah ketidaktahuan atau ketidak pahaman sebagian besar masyarakat.
Cara efektif untuk mencegah penyebaran adalah dengan memutus rantai penularan COVID-19 dari orang ke orang dari jarak dekat. Kita pun mengenal istilah social distancing. Pada 15 Maret 2020, Presiden Jokowi menerjemahkan social distancing itu menjadi seruan untuk "bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah" selama 14 hari sampai krisis wabah mereda.
Narasi pembuka ini sebenarnya adalah satu dari persoalan yang dihadapi saat ini. Pembicara selanjutnya terfokus pada masalah "Belajar dari rumah".
Belajar dari rumah merupakan opsi terbaik saat ini. Sekilas tidak ada permasalahan dengan sistem pembelajaran dari rumah. Namun, keterbatasan akses berupa sinyal internet, sumber daya guru masih belum memadai, serta kemampuan siswa dalam menggunakan sistem informasi dan teknologi. Permasalahan ini jika kita kupas sebagai berikut:
1. Belajar di rumah, artinya aktivitas belajar benar-benar dilakukan dari rumah. Siswa tidak dibenarkan belajar atau mengerjakan tugas belajar keluar rumah. Ketika masih ditemukan siswa yang belajar keluar dari rumah, maka sudah dipastikan tindakan ini sudak tidak sesuai dengan arahan "social distancing".
2. Tidak dipungkiri, dibanyak tempat akses internet masih kurang memadai, tak terkecuali di beberapa area Kec. Jongkong. Keterbatasan ini menjadi faktor penghambat dalam menyukseskan program belajar di rumah dengan menggunakan moda dalam jaringan (DARING). Pada akhirnya, siswa terpaksa harus mencari sinyal di tempat penyedia jasa internet Wi-Fi, dan ini sangat berbahaya karena siswa terpaksa keluar rumah dan bahkan mungkin berkumpul dengan banyak orang.
Di sisi yang lain, dengan adanya tugas belajar di rumah, materi belajar anak di sekolah tidak ketinggalan, waktu bermain di luar pun terbatas.
3. Sumber daya guru menjadi faktor penentu berhasil tidaknya program belajar di rumah selama 14 hari. Di beberapa sekolah bahkan siswa diliburkan secara total tanpa ada keharusan belajar di rumah. Namun di SMA Negeri 2 Jongkong, Kecamatan Jongkong Kabupaten Kapuas Hulu mengupayakan pembelajaran tetap dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan memberikan tugas belajar kepada siswa agar mereka tetap belajar di rumah. Dari data yang kami terima, beberapa guru sudah melaksanakan pembelajaran tersebut. Memang, ada beberapa yang menjadi catatan dalam memberikan tugas belajar:
a. Harus memperhatikan muatan kurikulum pembelajaran sesuai dengan kelas dan semester berjalan.
b. Jelas tagihan yang diberikan, baik indikator, prosedur, maupun tujuan pembelajaran.
c. Tidak memberikan tugas yang akhirnya memaksa anak untuk mencari referensi di luar rumah atau bahkan harus melakukan kontak/ bertemu/ berkumpul dengan siswa yang lain.
d. Tugas belajar di rumah ini berlaku selama masa darurat. Pembelajaran tatap muka akan dilakukan seperti biasa setelah status darurat dicabut/ berakhir.
e. Bagi dewan guru yang belum melaksanakan pembelajaran dari rumah, agar segera melaksanakannya demi tercapainya target pembelajaran sesuai kurikulum.
f. Guru yang memberikan tugas cukup berat kepada siswa/ belum sesuai dengan muatan pembelajaran agar mengubah tugas pembelajaran yang diberikan.
Akhirnya semoga upaya sederhana yang kita lakukan ini memberikan manfaat yang besar untuk kemaslahatan umat.
Tetap di rumah, belajar di rumah, dan hanya keluar untuk hal-hal yang penting saja. Sebab, jika kita tidak mematuhi himbauan dari pemerintah selama 14 hari ini, maka semuanya akan sia-sia.
Demikian tulisan singkat ini saya dedikasikan untuk diri sendiri dan SMAN 2 Jongkong.
Mari bersama melawan corona. Tetap Semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar